Pertanyaannya kenapa dan siapa
Kadang-kadang aku berpikir kenapa seseorang memutuskan untuk menikah dan apa sebenarnya perbedaan antara menikah dengan hidup bersama. aku mencoba menjawab pertanyaan ini tidak dari segi agama atau kepercayaan yang ada di masyarakat yang ada. Bukan bermaksud untuk menyinggung agama manapun atau mencoba untuk menjadi atheis atau menjadi pemberontak di antara masyarakat, tapi aku hanya mencoba mengeluarkan pertanyaan yang selama ini mengganggu di otakku selama ini.
Aku ingat apa yang pernah ku dengar dari sebuah film Prancis (Coco Avant Chanel). Di film itu si tokoh laki-laki berbicara pada kekasihnya, "Kenapa kita harus menikah? Bagiku tidak ada bedanya hubungan kita yang sekarang dengan setelah menikah. Menikah hanyalah bentuk legalitas dari sebuah hubungan. Hmm..... menarik. Legalitas. Apa mungkin sebuah pernikahan adalah sebuah legalitas? Coba kita telusuri masyarakat di benua Eropa sana. Mereka terbagi menjadi orang-orang yang memilih untuk hidup bersama dan orang-orang yang menikah. Ditelusuri secara logika, tidak ada perbedaan yang besar antara keduanya. Mungkin bagi kita, antara legal atau tidak legal. Tapi, tunggu. Di Prancis, misalnya, mereka telah membuat legalitas terhadap orang-orang yang memilih untuk hidup bersama. tanapa ada ikatan pernikahan. Sekarang semakin nyaru lagi antara hidup bersama dengan pernikahan. Lantas apa bedanya? Sama-sama dilandasi keinginan untuk hidup bersama dalam jangka waktu yang diharapkan lama dan soal anak, itu tergantung kesepakatan bersama.
Apakah selama ini orang menikah karena orang-orang di sekitarnya menikah? Apakah selama ini orang-orang hanya mengikuti mainstream atau mayoritas yang ada di sekitarnya. Kalau mereka tinggal di lingkungan yang berbeda mungkin hasilnya akan berbeda juga. Apa benar selama ini orang menikah untuk mendapat status di masyarakat? Agar semuanya legal menurut aturan?
Hahaha.. mungkin kalau ini ditarik lebih jauh lagi dan aku ingin menarik pertanyaan yang lebih jauh lagi, kenapa banyak bayi yang dibuang karena alasan malu punya anak di luar nikah? Karena aturan dimasyarakat mengharuskan untuk memiliki anak setelah pernikahan. Bayi itu tidak akan dibuang jika orang tuanya melakukannya di tengah masyarakat yang mengizinkan mereka memiliki bayi di luar nikah. Bayi itu adalah korban dari ketidaklegalan sebuah hubungan.
Jadi, sekarang apa bedanya hidup bersama dengan menikah jika ditinjau dari sudut yang lebih logis? Hmm... apa memang benar pernikahan tujuannya adalah untuk mendapat kelegalan dari sebuah hubungan dan status di masyarakat?
Mungkin pertanyaan selanjutnya adalah kenapa kaum yang memilih untuk menyukai sesama jenis masih dianggap aneh diantara masyarakat? Tidak hanya di negara yang mayoritas muslim, bahkan di negara-negara yang mayoritas non-muslim. Atau kita menganggap aneh orang yang memilih untuk tidak menikah sama sekali.
Orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang melenceng dari (lagi-lagi) mainstream, maka kita menggangapnya aneh. mungkin keanehan yang dianggap oleh orang kebanyakan inilah yang membuat orang-orang yang bisa dibilang minoritas ini sedang memperjuangkan hak untuk menyamakan hak mereka dengan orang-orang yang biasa. Kita berada di antara dua pilihan. Mengiyakan atas nama Hak Asasi Manusia atau menolak atas dasar ketidaklegalan untuk mereka semua itu.
Jika ini ditarik lebih jauh lagi, apa sebenarnya arti keanehan? Apakah keanehan bisa berarti berbeda dari kebanyakan?
Sekali lagi, aku bukan sedang memberontak atau memihak siapa-siapa atau sedang membela siapapun. Aku muslim dan aku sangat tahu apa yang harus kulakukan dalam hidupku. Aku hanya mengutarakan apa yang ada dalam benakku dan mencoba mencari jawaban logis atas semua pertanyaan.
Aku ingat apa yang pernah ku dengar dari sebuah film Prancis (Coco Avant Chanel). Di film itu si tokoh laki-laki berbicara pada kekasihnya, "Kenapa kita harus menikah? Bagiku tidak ada bedanya hubungan kita yang sekarang dengan setelah menikah. Menikah hanyalah bentuk legalitas dari sebuah hubungan. Hmm..... menarik. Legalitas. Apa mungkin sebuah pernikahan adalah sebuah legalitas? Coba kita telusuri masyarakat di benua Eropa sana. Mereka terbagi menjadi orang-orang yang memilih untuk hidup bersama dan orang-orang yang menikah. Ditelusuri secara logika, tidak ada perbedaan yang besar antara keduanya. Mungkin bagi kita, antara legal atau tidak legal. Tapi, tunggu. Di Prancis, misalnya, mereka telah membuat legalitas terhadap orang-orang yang memilih untuk hidup bersama. tanapa ada ikatan pernikahan. Sekarang semakin nyaru lagi antara hidup bersama dengan pernikahan. Lantas apa bedanya? Sama-sama dilandasi keinginan untuk hidup bersama dalam jangka waktu yang diharapkan lama dan soal anak, itu tergantung kesepakatan bersama.
Apakah selama ini orang menikah karena orang-orang di sekitarnya menikah? Apakah selama ini orang-orang hanya mengikuti mainstream atau mayoritas yang ada di sekitarnya. Kalau mereka tinggal di lingkungan yang berbeda mungkin hasilnya akan berbeda juga. Apa benar selama ini orang menikah untuk mendapat status di masyarakat? Agar semuanya legal menurut aturan?
Hahaha.. mungkin kalau ini ditarik lebih jauh lagi dan aku ingin menarik pertanyaan yang lebih jauh lagi, kenapa banyak bayi yang dibuang karena alasan malu punya anak di luar nikah? Karena aturan dimasyarakat mengharuskan untuk memiliki anak setelah pernikahan. Bayi itu tidak akan dibuang jika orang tuanya melakukannya di tengah masyarakat yang mengizinkan mereka memiliki bayi di luar nikah. Bayi itu adalah korban dari ketidaklegalan sebuah hubungan.
Jadi, sekarang apa bedanya hidup bersama dengan menikah jika ditinjau dari sudut yang lebih logis? Hmm... apa memang benar pernikahan tujuannya adalah untuk mendapat kelegalan dari sebuah hubungan dan status di masyarakat?
Mungkin pertanyaan selanjutnya adalah kenapa kaum yang memilih untuk menyukai sesama jenis masih dianggap aneh diantara masyarakat? Tidak hanya di negara yang mayoritas muslim, bahkan di negara-negara yang mayoritas non-muslim. Atau kita menganggap aneh orang yang memilih untuk tidak menikah sama sekali.
Orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang melenceng dari (lagi-lagi) mainstream, maka kita menggangapnya aneh. mungkin keanehan yang dianggap oleh orang kebanyakan inilah yang membuat orang-orang yang bisa dibilang minoritas ini sedang memperjuangkan hak untuk menyamakan hak mereka dengan orang-orang yang biasa. Kita berada di antara dua pilihan. Mengiyakan atas nama Hak Asasi Manusia atau menolak atas dasar ketidaklegalan untuk mereka semua itu.
Jika ini ditarik lebih jauh lagi, apa sebenarnya arti keanehan? Apakah keanehan bisa berarti berbeda dari kebanyakan?
Sekali lagi, aku bukan sedang memberontak atau memihak siapa-siapa atau sedang membela siapapun. Aku muslim dan aku sangat tahu apa yang harus kulakukan dalam hidupku. Aku hanya mengutarakan apa yang ada dalam benakku dan mencoba mencari jawaban logis atas semua pertanyaan.
No comments: