Seharusnya....
Mereka yang hatinya nanar oleh benteng yang mereka bangun sendiri dengan luka.
Mereka yang sudah tidak peduli dengan mimpi.
Mereka yang lelah dengan sebuah kehampaan yang mereka ciptakan dari awal.
Mereka yang tidak akan bisa mundur dari jalan berduri yang mereka pilih sejak awal.
Mereka yang tangisnya telah kering dan berganti peluh.
Mereka yang memperoleh hampa dari sebuah kefanaan.
Mereka yang terbakar amarah pada bayang orang lain untuk mengurangi cabik luka dalam batin.
Mereka yang melihat bayang kusam pada cermin yang telah retak.
Seharusnya.... Tidak pernah ada kata kalau saja.... Tidak pernah ada penyesalan.
Tapi... Merekalah yang terus melangkah berteman kehampaan
Mereka yang sudah tidak peduli dengan mimpi.
Mereka yang lelah dengan sebuah kehampaan yang mereka ciptakan dari awal.
Mereka yang tidak akan bisa mundur dari jalan berduri yang mereka pilih sejak awal.
Mereka yang tangisnya telah kering dan berganti peluh.
Mereka yang memperoleh hampa dari sebuah kefanaan.
Mereka yang terbakar amarah pada bayang orang lain untuk mengurangi cabik luka dalam batin.
Mereka yang melihat bayang kusam pada cermin yang telah retak.
Seharusnya.... Tidak pernah ada kata kalau saja.... Tidak pernah ada penyesalan.
Tapi... Merekalah yang terus melangkah berteman kehampaan
No comments: