Kontemplasi

Aku terbiasa bergelung dalam sendu atau perlahan menyeret diri dalam lorong gelap bersama sunyi

di tengah hingar bingar yang menyeruak di udara

Mata nanar itu masih di sana, bergumul bersama retaknya cermin

Aku terbiasa membuka diri, membiarkan jerat itu lamat-lamat melingkar pada nadi-nadi kesabaran

Bukankah dunia ini selalu berada dalam kontras?

Selalu ada hitam dan putih

Tapi tak ada yang lebih candu dari pusaran warna abu-abu